Survei Sebut Berat Badan Seseorang Naik Drastis 5-10 Kg selama Pandemi

JawaPos.com – Generasi mager atau males gerak selama pandemi Covid-19 ternyata memicu pola hidup tak sehat dan kenaikan berat badan. Dalam sebuah survei disebutkan berat badan naik paling drastis bahkan mencapai 10 kilogram selama pandemi.

Dalam Asia Pacific Personal Habits Survey Mayoritas dalam Herbalife Nutrition Virtual Run 2022, konsumen di Indonesia ingin meninggalkan kebiasaan gaya hidup tidak sehat. Adapun 3 kebiasaan tidak sehat yang direncakan untuk mulai ditinggalkan dalam 12 bulan ke depan adalah makan makanan dengan nutrisi yang tidak seimbang (62 persen), tidak berolah raga secara teratur (59 persen), dan kurangnya waktu tidur (53 persen).

Diantara mereka yang mengungkapkan kenaikan berat badan berlebih, lebih dari setengahnya atau (50 persen) mengalami kenaikan 3 hingga 5 kilogram. Dan paling tinggi, 18 persen lainnya meningkat 6 hingga 10 kilogram.

Penyebab Kenaikan Berat Badan

Mengonsumsi terlalu banyak makanan tidak sehat 64 persen. Makan berlebihan karena stres 62 persen. Tidak berolah raga atau kurang aktif 47 persen. Tidak cukup tidur 26 persen.

Kebiasaan tidak sehat ini nantinya dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Tetapi kebiasaan ini dapat diubah sedikit demi sedikit melalui tekad, motivasi, dan dukungan dari orang-orang yang berpikiran sama.

Caranya, mulai ubah kebiasaan tidak sehat ke arah gaya hidup aktif dan sehat. “Guna menginspirasi kembali perubahan gaya hidup yang lebih positif, kami mengembangkan inisiatif dengan fokus melalui pengetahuan tentang nutrisi yang sehat dan kebiasaan berolahraga, untuk membantu masyarakat dalam upaya memenuhi kesehatan dan kesejahteraan untuk jangka panjang,” kata Senior Director dan General Manager, Herbalife Nutrition Indonesia Andam Dewi kepada wartawan baru-baru ini.

Secara keseluruhan, 7 dari 10 konsumen di Indonesia (73 persen) memiliki kebiasaan pola makan yang tidak sehat selama pandemi, seperti tingginya intensitas mengonsumsi camilan menduduki posisi teratas dari daftar kebiasaan makan yang buruk. Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa segmen Gen Z dan milenial cenderung memiliki kebiasaan pola makan yang tidak sehat dibandingkan dengan generasi yang lebih tua seperti Gen X dan boomer (79 vs 59 persen).

Sepertiga (30 persen) responden berolahraga lebih banyak sementara hampir setengah (46 persen) mengakui bahwa mereka telah berhenti atau menjadi kurang aktif berolah raga. Alasan utama konsumen kurang berolah raga atau tidak sama sekali selama pandemi adalah tidak memiliki ruang di rumah untuk berolah raga.

Mereka merasa tidak termotivasi karena disibukkan dengan banyaknya kekhawatiran atau kecemasan yang timbul dari pandemi.

Rata-rata, lebih dari setengah responden di Indonesia mengatakan, tidur mereka terpengaruh, seperti pola tidur yang tidak teratur atau sulit tidur serta stres menjadi alasan utama yang mempengaruhi pola tidur. Dibandingkan dengan generasi yang lebih tua, lebih banyak Gen Z dan Milenial yang mengalami perubahan negatif dalam kebiasaan pola tidur.

Bakar Kalori dengan Lari

Dengan olahraga lari melalui Virtual Run tahunan serentak di seluruh Asia Pasifik, untuk membantu orang-orang mulai bergerak dan menerapakan kembali gaya hidup aktif yang sehat. Tujuannya untuk membakar kalori.

Herbalife Nutrition’s Asia Pacific Personal Habits Survey dilakukan pada Agustus 2022, dan mensurvei 5.500 konsumen berusia 18 tahun ke atas di Australia, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Survei ini bertujuan untuk mengungkap perubahan perilaku gaya hidup konsumen sejak awal pandemi, serta arah perubahan ke arah hidup sehat dan aktif yang mereka rencanakan dalam 12 bulan ke depan.

Editor : Estu Suryowati

Reporter : Marieska Harya Virdhani

Sumber: www.jawapos.com