JawaPos.com – Kasus gagal ginjal akut sempat menimbulkan kekhawatiran sejak meningkat mulai Agustus 2022. Kesimpulannya, obat sirop dengan cemaran Etilena Glikol dan Dietilena Glikol (EG dan DEG) menjadi pemicunya. Kabar baiknya, sejak 2 November, tak ada lagi kasus anak dengan gangguan ginjal akut.
Dalam keterangan resmi, Jumat malam (16/12), Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemerintah fokus pada penyelamatan nyawa korban Gangguan Ginjal Akut Pada Anak (GG APA) sejak kasus ditemukan di Indonesia pada Agustus 2022 lalu. Dalam menentukan penyebab GGAPA di Indonesia, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan berbagai pihak mulai dari IDAI, BPOM, Ahli Epidemiologi, Farmakolog dan Puslabfor Polri melakukan berbagai pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut.
“Upaya ini membuahkan hasil dimana sejak 2 November tidak ada laporan kasus, baik yang merupakan kasus baru maupun kasus lama yang dilaporkan,” jelasnya.
Secara total sebanyak 324 kasus ginjal akut yang tercatat di Indonesia. Sejak 18 Oktober terjadi penurunan kasus kematian dan kasus baru, terutama sejak diterbitkannya Surat Edaran Kementerian Kesehatan pada 18 Oktober 2022 untuk tenaga kesehatan dan apotek agar menghentikan penggunaan obat sirop dan obat cair lainnya untuk anak.
Kebijakan terkini yang dilakukan Kementerian Kesehatan adalah mengeluarkan Petunjuk Penggunaan Obat Sediaan Cair/Sirop pada Anak dalam rangka Pencegahan Peningkatan Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal Nomor HK.02.02/III/3713/2022, yang ditetapkan pada 11 November 2022. Melalui surat edaran ini, seluruh fasilitas Kesehatan dan penyelenggara sistem elektronik farmasi (PSEF) dan toko obat dalam penggunaan obat diminta untuk berpedoman pada penjelasan Kepala BPOM terkait dengan daftar obat yang boleh digunakan, dikecualikan dan tidak boleh digunakan.
Obat Penawar Racun
Angka kematian mengalami penurunan sejak digunakannya anti penawar racun atau antidotum Fomepizole yang diberikan secara gratis sebagai bagian dari terapi atau pengobatan pada pasien. Kementerian Kesehatan berupaya untuk mendapatkan total 246 vial obat Fomepizole dari Jepang, Singapura dan Australia.
Tujuannya untuk menyelamatkan pasien anak GGAPA yg pada saat itu sebagian besar dalam perawatan ICU. Selain itu fomepizol ini didapatkan sebagian besar merupakan hibah.
Editor : Edy Pramana
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Sumber: www.jawapos.com