JawaPos.com – Setelah dunia dibuat panik dengan Coronavirus yang menyebabkan pandemi Covid-19 selama lebih dari 3 tahun, kini muncul lagi virus dari kelelawar. Peneliti menemukan virus dari kelelawar Rusia bernama virus Khosta-2 dalam kelompok sarbecovirus.
Virus ini berasal dari kelelawar Rusia. Bahayanya, virus ini masih fapat menginfeksi individu yang divaksinasi Covid-19.
Para peneliti di WSU telah menemukan bahwa sarbecovirus yang ditemukan pada kelelawar tapal kuda Rusia mampu menginfeksi manusia dan kebal terhadap antibodi orang yang divaksinasi terhadap SARS‑CoV‑2.
“Virus ini berpotensi menginfeksi manusia dan kemungkinan besar kebal terhadap vaksin yang ada,” kata para peneliti di Paul G. Allen School for Global Health di Washington State University.
Mereka menemukan bahwa lonjakan protein dari virus kelelawar, yang disebut Khosta-2, dapat menginfeksi sel manusia dan kebal terhadap antibodi monoklonal dan serum dari orang yang telah menerima vaksin SARS-CoV- 2. Baik Hosta-2 dan SARS-CoV-2 adalah coronavirus dari subkelas sarbecovirus.
Perlu Vaksin Khusus
Dilansir dari Science Times, Senin (12/12), menurut Ahli Virologi WSU dan penulis korespondensi dari studi yang dipublikasikan di PLOS Pathogens, Michael Letko, sarbecovirus pada satwa liar di luar Asia seperti virus Khosta-2 yang ditemukan di Rusia barat, menimbulkan ancaman bagi kesehatan global. Letko menekankan perlunya vaksinasi universal terhadap sarbecovirus secara umum, bukan hanya terhadap versi SARS-CoV-2 yang diketahui.
Saat ini, peneliti sedang bekerja untuk membuat vaksin yang melindungi dari sarbecovirus secara umum, bukan hanya terhadap versi spesifik SARS-2 yang diketahui. Untuk perlindungan yang lebih baik terhadap semua sarbecovirus, rancangan vaksin ini perlu diperluas.
Menginfeksi Sel Manusia
Terlepas dari identifikasi ratusan sarbecovirus, kebanyakan pada kelelawar Asia, mayoritas tidak dapat menginfeksi sel manusia. Pada akhir tahun 2020, Khosta-1 dan Khosta-2 ditemukan pada kelelawar Rusia tetapi pada awalnya, mereka tidak tampak berbahaya bagi manusia.
Namun, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa mereka dapat menginfeksi sel manusia, mengubah pemahaman kita tentang virus ini dan dari mana asalnya. Letko bekerja dengan dua anggota fakultas WSU, Stephanie Seifert dan Bonnie Gunn, untuk mempelajari virus yang baru ditemukan.
Mereka menemukan bahwa Khosta-1 menimbulkan risiko rendah pada manusia, tetapi Khosta-2 memiliki beberapa sifat yang memprihatinkan. Seperti SARS-CoV-2, Khosta-2 dapat menggunakan protein lonjakannya untuk menginfeksi sel manusia dengan menempel pada protein reseptor ACE2 yang ditemukan di seluruh sel manusia.
Mereka menguji vaksin saat ini terhadap virus baru dan menemukan bahwa vaksin tersebut tidak efektif melawan Hosta-2. Peneliti juga menguji serum dari orang yang terinfeksi varian Omicron, tetapi antibodi tidak efektif melawan Khosta-2.
Untungnya, Letko mengatakan bahwa Khosta-2 kekurangan beberapa gen yang terlibat dalam patogenesis pada manusia. Namun, ada risiko Khosta-2 dapat digabungkan dengan virus lain seperti SARS-CoV-2 untuk membuat virus yang berpotensi lebih berisiko.
Para peneliti menekankan bahwa niat mereka bukan untuk menakut-takuti orang, tetapi untuk memberi tahu mereka bahwa sarbecovirus pada satwa liar di luar Asia juga dapat menjadi ancaman bagi kesehatan global. Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak vaksin pelindung untuk mencegah wabah virus korona zoonosis atau virus yang melompat ke manusia.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Sumber: www.jawapos.com