JawaPos.com – Seberapa banyak Anda bergerak setiap hari? Tubuh yang aktif dapat mencegah seseorang dari kegemukan.
Penelitian membuktikan, cukup dengan melakukan aktivitas yang menguras energi satu menit saja setiap hari, dapat membuat seseorang panjang umur.
Manfaat aktivitas fisik singkat dalam gaya hidup intermiten yang kuat disingkat dengan istilah VILPA. Aktivitas menguras energi beberapa menit saja dapat mengurangi risiko kematian dini hingga 40 persen.
Penelitian terbaru telah mengungkapkan bahwa aktivitas yang menguras energi hanya selama satu menit menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Aktivitas itu diukur untuk pertama kalinya dengan akurat.
Apa contoh aktivitas yang dapat dilakukan?
Dilansir dari diabetes.co.uk, Rabu (14/12), VILPA mirip dengan olahraga. Contohnya seperti lari cepat mengejar bus, lari cepat sambil menjalankan tugas, aktivitas menguras energi dalam mengerjakan pekerjaan rumah, dan bermain game intensitas tinggi dengan anak-anak.
Para peneliti dari Charles Perkins Center di University of Sydney di Australia mengukur aktivitas lebih dari 25 ribu non-olahraga atau orang-orang yang melaporkan sendiri bahwa mereka tidak melakukan olahraga atau olahraga selama waktu luang mereka, menggunakan data pelacak yang dikenakan di pergelangan tangan dari Biobank Inggris.
Para peneliti sampai pada kesimpulan bahwa aktivitas apa pun yang dicatat oleh kelompok ini hanyalah aktivitas fisik sehari-hari yang tidak disengaja.
Peneliti kemudian menggunakan informasi kesehatan untuk mengikuti subjek selama periode tujuh tahun.
Para peneliti menemukan bahwa melakukan kegiatan yang menguras energi hanya beberapa menit mengurangi angka kematian dari semua penyebab dan kanker hingga 40 persen dan kematian akibat penyakit kardiovaskular hingga 49 persen.
Manfaat yang lebih besar terlihat dengan peserta yang melakukan aktivitas fisik harian yang lebih sering, menunjukkan semakin banyak semakin baik.
Namun, penelitian ini bersifat observasional, dan karenanya tidak dapat membuktikan sebab dan akibat secara meyakinkan. Studi ini dipublikasikan di Nature Medicine.
Editor : Ilham Safutra
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Sumber: www.jawapos.com