Lakukan Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak Sejak Kandungan

JawaPos.com – Penyakit Jantung Bawaan (PJB) umumnya dialami anak. Penyakit jantung bawaan dapat dideteksi sejak dini, bahkan sejak masih dalam kandungan. Kunci pencegahan penyakit jantung bawaan adalah dilakukannya pemeriksaan sebelum kehamilan dan selama kehamilan.

Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang didapat sejak anak masih berada di dalam kandungan. Kelainan ini dapat terjadi pada dinding jantung, katup jantung, maupun pembuluh darah yang ada di dekat jantung.

“Dengan telah diketahui adanya penyakit jantung bawaan sejak janin, maka dapat dilakukan persiapan tindakan dan tata laksana bayi yang akan dilahirkan dengan lebih baik,” kata Direktur utama PKIAN RSAB Harkit, dr. Ockti Palupi Rahayuningtyas, MPH, MH.Kes dalam webinar bersama Kemenkes, Jumat (16/12).

Tatalaksana Tindakan

Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional (PKIAN) RS Anak dan Bunda Harapan Kita kini nembuka layanan baru yakni layanan kateterisasi dan tindakan minimal invasif. Layanan tersebut akan dimulai pada tahun 2023.

Peningkatan rujukan pasien dengan penyakit jantung bawaan ke RSAB Harapan Kita, memerlukan tindakan diagnostik dan intervensi yang lebih baik. Tatalaksana PJB membutuhkan fasilitas kateterisasi yang merupakan salah satu kebutuhan penting untuk menangani kasus penyakit jantung bawaan dengan teknologi terkini.

“Kita tidak kalah dengan fasilitas di negara maju,” ujarnya.

Ia menjelasjan diperlukan peningkatan kompetensi dan keterampilan khusus di bidang kateterisasi jantung bayi.
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan perawat kardiologi telah dilakukan sejak 2018, sehingga perlu dilanjutkan untuk meraih tingkat kompetensi yang lebih tinggi.

“Kami punya 3 dokter semuanya sudah di Institut Jantung Negara Malaysia. Tahun depan akan dikirim lagi perawat kami sebanyak 5 orang di tahap awal, kemudian akan dikirim lagi bertahap,” ucap dr. Ockti.

Ada pula layanan fetal heart program, yaitu menegakkan diagnosis penyakit jantung bawaan pada janin dengan kerja sama tim yaitu bidang fetomaternal, kardiologi anak, perinatologi, anestesi dan bedah jantung pediatrik. Fetal heart program juga telah menjalin kerja sama dalam negeri dengan Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita.

Prevalensi

Data Kemenkes, angka kejadian PJB di Indonesia adalah 8 untuk setiap 1000 kelahiran hidup. Jika jumlah penduduk Indonesia 200 juta, dan angka kelahiran 2 persen, maka jumlah penderita PJB di Indonesia bertambah 32000 bayi setiap tahun.

Bahkan, data terbaru pada tahun 2021 menunjukkan bahwa sebanyak 80.928 bayi yang lahir dengan PJB setiap tahunnya di Indonesia. Kendala utama dalam menangani anak dengan PJB adalah tingginya biaya pemeriksaan dan operasi.

Editor : Nurul Adriyana Salbiah

Reporter : Marieska Harya Virdhani

Sumber: www.jawapos.com