Kanker Serviks Mematikan, Menkes Ingatkan Pentingnya Vaksin HPV

JawaPos.com – Kanker serviks dapat dicegah dengan vaksin Human Papiloma Virus (HPV). Karena itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kembali mengingatkan pentingnya segera vaksinasi HPV.

Ia menyebutkan bahwa kanker serviks merupakan jenis kanker penyebab kematian tertinggi nomor dua dan salah satu beban pembiayaan kesehatan terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Globocan tahun 2021, terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat.

“Kanker telah membunuh lebih dari 200 ribu orang di Indonesia, mayoritas karena belum mendapatkan perawatan yang memadai dan deteksi dini yang masih rendah,” kata Menkes Budi dalam webinar, Selasa (13/12).

Faktor Risiko dan Penyebab

Penyebabnya beragam mulai dari keturunan, lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat serta virus. Meski memiliki risiko kematian yang tinggi, ia menegaskan bahwa kanker serviks dapat dicegah, salah satunya dengan pemberian imunisasi human papillomavirus (HPV) utamanya diberikan kepada anak-anak.

Faktor risikonya umumnya dialami mereka yang menikah atau mulai melakukan aktivitas seksual di usia muda (<20 tahun). Riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul (IMS)

Melakukan hubungan seks dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan. Perempuan yang melahirkan banyak anak. Memiliki riwayat keluarga dengan kanker. Kurang menjaga kebersihan alat kelamin. Hingga merokok.

Pentingnya Imunisasi HPV

Program pemberian imunisasi HPV sendiri telah menjadi 1 dari 14 imunisasi dasar lengkap pada anak. Hal ini didukung dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/6779/2021 tentang Program Introduksi Imunisasi Human Papillomavirus Vaccine Tahun 2022-2024.

“Kita bisa mengeliminasi virus kanker ini, caranya dengan meningkatkan cakupan imunisasi HPV di setiap kota sehingga kita bisa mengurangi angka kematian dan pembiayaan akibat dari kanker,” ujar Menkes Budi.

Ia menyebutkan bahwa ketersediaan vaksin HPV menjadi salah satu aspek penting yang harus disiapkan. Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Holding BUMN farmasi memperluas upaya pengembangkan dan produksi vaksin HPV dalam negeri dengan menjalin kerjasama dengan PT Marck (MSD). Penandatanganan kerja sama transfer teknologi antara Biofarma dan MSD dilakukan oleh Direktur Utama Biofarma, Honesti Basyir dan Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou.

“Kerjasama antara Bio Farma dan MSD, merupakan bentuk nyata kolaborasi antar pihak untuk mendukung Transformasi Kesehatan di Indonesia, terutama dalam upaya penguatan pilar ketahanan kesehatan yang merupakan salah satu prioritas Kementerian Kesehatan,” kata Menkes Budi.

“Saya percaya bahwa dengan adanya potensi transfer teknologi baik keahlian, pengetahuan, dan pengalaman dari MSD sebagai produsen global terkemuka untuk vaksin HPV akan bermanfaat bagi Bio Farma dan untuk kemandirian Sektor Kesehatan di Indonesia terutama dalam pengembangan vaksin,” lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Bio Farma Honesti Basyir menambahkan penandatanganan kerja sama transfer teknologi ini merupakan momentum yang sangat baik bagi Biofarma untuk memperkuat infrastruktur kesehatan dengan menghadirkan vaksin HPV produksi Indonesia yang bermutu dan berkualitas. Sehingga akses masyarakat kepada vaksin HPV lebih mudah dan cepat.

“Kerja sama ini merupakan milestone bagi Biofarma. Kami mengucapkan terima kasih kepada Kemenkes, Kemen BUMN dan MSD yang telah mendukung kami untuk menyediakan vaksin HPV yang berkualitas,” ungkapnya.

Editor : Bintang Pradewo

Reporter : Marieska Harya Virdhani

Sumber: www.jawapos.com