Ini Sasaran dan Dosis Imunisasi Anak Untuk Cegah Polio

JawaPos.com–Indonesia merupakan negara dengan risiko polio, berdasar capaian imunisasi rutin dalam tiga tahun terakhir. Terakhir, 1 kasus lumpuh layu ditemukan di Kabupaten Pidie, Aceh, dan 3 kasus lainnya positif virus polio.

Kementerian kesehatan memberikan perhatian khusus bagi wilayah yang cakupan imunisasinya masih rendah dan rawan terjadi KLB seperti Provinsi Aceh. Itu dilakukan melalui upaya pelaksanaan penguatan imunisasi rutin.

Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang dilaksanakan sejak Mei merupakan upaya yang dilakukan kementerian kesehatan untuk menyikapi adanya gap imunitas. Selain itu memperkecil kemungkinan terjadinya perluasan kejadian luar biasa atau peningkatan kasus yang bisa dicegah dengan Imunisasi.

Tahap pertama BIAN dilaksanakan pada Mei untuk 27 provinsi di luar regional Jawa dan Bali. Sementara putaran kedua dilaksanakan pada Agustus untuk provinsi di regional Jawa dan Bali.

Berapa Dosisnya?

Plt Direktur Imunisasi Prima Yosephine mengatakan, pihaknya melakukan upaya pelacakan untuk memastikan seluruh bayi mendapatkan 4 dosis imunisasi bOPV dan 1 dosis imunisasi IPV lengkap sesuai usia.

”Semua sasaran bayi itu harus sudah mendapatkan lengkap imunisasi polio yaitu 4 dosis untuk polio yang tetes dan satu dosis untuk suntikan sesuai dengan usia anaknya,” jelas Prima secara virtual baru-baru ini.

Upaya lain melaksanakan imunisasi kejar bagi anak usia 12-59 bulan yang belum atau tidak lengkap status imunisasinya. ”Pastikan seluruh sasaran mendapatkan 4 dosis imunisasi bOPV dan 1 dosis imunisasi IPV. Mengingat imunitas atau kekebalan atau vaksin untuk mencegah tertularnya terhadap polio tipe 2 hanya bisa didapatkan dari imunisasi suntikan,” tutur Prima.

Berdasar laporan cakupan imunisasi rutin, dua provinsi yang sangat berisiko tinggi dilihat dari cakupan vaksinasi oral di bawah 60 persen pada 2020. Sementara itu, ada 13 provinsi yang berisiko tinggi di mana cakupannya hanya berkisar 60-79 persen.

”Lalu, kita punya 13 provinsi juga yang cakupannya sedang, sebesar 80-94 persen, kemudian 6 provinsi dengan capaian cukup baik untuk imunisasi polio di atas 95 persen,” jelas Prima.

Jika dilihat berdasar kabupaten kota, dari 514 kabupaten kota masih ada 60 yang sangat berisiko yang cakupannya di bawah 60 persen, kemudian 132 kabupaten/kota yang risiko tinggi antara 60 sampai 79 persen cakupannya. Kemudian yang risiko sedang ada 166, dan yang risiko rendah ada 154 kabupaten/kota.

”Demikian juga untuk imunisasi suntikan (IPV), yang hijau hanya Jogjakarta pada 2020, demikian pula untuk kabupaten/kota sebagian besar berisiko tinggi dan sangat tinggi,” ujar Prima.

Pada 2021, dilakukan peningkatan capaian imunisasi IPV, sudah ada yang berisiko sedang berdasar provinsi. Demikian juga berdasar kabupaten/kota sudah lebih banyak hijau dibandingkan dengan keadaan pada 2020.

”Tahun ini, kalau kita lihat sampai dengan Oktober capaian sudah lebih baik. Kita lihat sudah lebih banyak untuk daerah yang berisiko sedang dan rendah,” jelas Prima.

Editor : Latu Ratri Mubyarsah

Reporter : Marieska Harya Virdhani

Sumber: www.jawapos.com