Hanya 25 Persen Minum Obat ARV, Ayo Lindungi Anak dari HIV AIDS

JawaPos.com – Salah satu cara penularan HIV AIDS adalah melalui ibu ke janin. Sehingga anak-anak bisa berisiko tertular. Data UNAIDS Indonesia, hanya 25 persen dari anak-anak yang hidup dengan HIV menjalani pengobatan ARV yang menyelamatkan jiwa.

UNAIDS Indonesia, Jaringan Indonesia Positif, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Lentera Anak Pelangi, dan Yayasan Pelita Ilmu menginisiasi aliansi baru untuk memperbaiki salah satu masalah yang paling mencolok dalam respon penanggulangan AIDS. Hal itu bahwa ketidaksetaraan menghalangi berakhirnya AIDS.

Dengan tren yang terjadi saat ini, dunia tidak akan memenuhi target global AIDS yang telah disepakati. Namun laporan UNAIDS Global yang baru, Dangerous Inequalities, menunjukkan bahwa tindakan mendesak untuk mengatasi ketidaksetaraan dapat membuat program penanggulangan AIDS kembali pada jalur yang seharusnya.

Pada awal tahun ini, UNAIDS Global menyatakan bahwa program penanggulangan AIDS dalam bahaya. Infeksi baru dan kematian terus berlanjut di berbagai bagian dunia.

Laporan baru dari UNAIDS Global menunjukkan bahwa ketidaksetaraan adalah alasan yang mendasarinya. Laporan ini juga menunjukkan bagaimana para pemimpin dunia dapat mengatasi ketidaksetaraan itu, dan meminta mereka untuk berani mengikuti apa yang diungkapkan oleh bukti.

Dangerous Inequalities membongkar dampak terhadap AIDS dari ketidaksetaraan gender, ketidaksetaraan yang dihadapi oleh populasi kunci, dan ketidaksetaraan antara anak-anak dan orang dewasa. Laporan ini juga menunjukkan bagaimana kendala keuangan yang memperburuk situasi dalam mengatasi ketidaksetaraan. Laporan tersebut menunjukkan bagaimana ketidaksetaraan gender dan norma terkait gender yang diskriminatif dapat menghambat berakhirnya pandemi AIDS.

“Dunia tidak akan mampu mengalahkan AIDS jika patriarki masih kuat,” kata Direktur Eksekutif UNAIDS Winnie Byanyima dalam keterangan resmi, Kamis (1/12).

Anak-Anak Sulit Dapatkan Akses Pengobatan

Laporan terbaru dari global juga menunjukkan bahwa penanggulangan AIDS tertahan oleh ketidaksetaraan dalam akses pengobatan antara orang dewasa dan anak-anak. Sementara lebih dari tiga perempat orang dewasa yang hidup dengan HIV menggunakan terapi antiretroviral, lebih dari separuh anak yang hidup dengan HIV menggunakan obat yang menyelamatkan jiwa.

“Hal ini memiliki konsekuensi yang memprihatinkan,” katanya.

Pada tahun 2021, anak-anak menyumbang 4 persen dari semua orang yang hidup dengan HIV tetapi 15 persen dari semua kematian terkait AIDS. Situasi yang sama juga terjadi di Indonesia dimana pada tahun 2021, anak-anak menyumbang 12 persen dari 27.000 infeksi HIV baru, dan 9 persen dari 26.000 kematian terkait AIDS di Indonesia. Cakupan pengobatan pada anak sangat rendah yaitu hanya 25 persen.

“Hambatan untuk mengakses perawatan bagi anak-anak sangat jauh dari jangkauannya. Tidak cukup obat HIV yang dikembangkan secara khusus untuk kebutuhan anak. Selain itu, juga menutup kesenjangan perawatan untuk anak-anak akan menyelamatkan nyawa,” tegasnya.

“Kita masih jauh dari mengakhiri infeksi HIV baru pada perempuan dan anak-anak,” tutupnya.

Editor : Nurul Adriyana Salbiah

Reporter : Marieska Harya Virdhani

Sumber: www.jawapos.com