JawaPos.com – Meski kasus Covid-19 sudah mulai landai di tengah cakupan vaksinasi yang kian meningkat, namun bagi kelompok rentan tetap menjadi ancaman. Salah satunya pasien kanker.
Mayoritas populasi saat ini sudah mendapatkan cakupan vaksin Covid-19 dua dosis, meski untuk cakupan booster terbilang masih rendah. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan per Desember 2022 baru 67 juta orang mendapatkan booster.
Pasien kanker, sebagai bagian dari kelompok rentan, berisiko tinggi untuk terjangkit Covid-19 dengan dampak yang lebih parah sehingga membutuhkan perhatian khusus. Respons kekebalan pasien kanker, yakni sistem imun, terbukti lebih lemah dalam menjaga tubuh dari bahaya penyakit dan infeksi, termasuk virus penyebab Covid-19.
Berdasarkan penelitian Recovery yang dirilis oleh peneliti Linardou dan kawan-kawan, terjadi perbedaan respons tubuh terhadap vaksin yang diberikan ke dua kelompok yakni kelompok pasien kanker dan kelompok orang sehat (controls) di mana respon imun para pasien kanker lebih rendah terhadap vaksin tersebut.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi Medik, dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM, menyebutkan melihat fakta tersebut, terdapat kelompok pasien kanker yang berisiko belum mendapatkan perlindungan yang sama optimalnya dengan masyarakat sehat, bahkan setelah pemberian vaksin.
“Maka pada kelompok pasien tersebut, imunisasi pasif berupa antibodi monoklonal dapat menjadi opsi sebagai extra protection,” katanya dalam webinar, Kamis (15/12).
Antibodi Monoklonal untuk Pasien Kanker
Untuk terlindungi dari Covid-19, kata dia, selain menggunakan vaksin yang secara aktif dapat merangsang sistem imun untuk pembentukan antibodi, pada populasi tertentu khususnya pasien kanker, terdapat terapi imunisasi pasif seperti antibodi monoklonal. Solusi itu menjadi salah satu opsi bagi pasien untuk mendapatkan proteksi tambahan terhadap Covid-19.
Antibodi monoklonal menargetkan Spike Protein Virus Cov8d-19 sebagai pencegahan (Pre-exposure Prohylaxis/PrEP) terhadap Infeksi SARS-CoV-26. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, antibodi monoklonal dapat mencegah terjadinya infeksi Covid-19 pada kelompok rentan, salah satunya adalah pasien kanker. Di sisi lain, antibodi monoklonal dapat memberikan perlindungan jangka panjang hingga 6 bulan dan efektif melawan virus SARS-Cov-2 yang telah bermutasi.
“Efektivitas vaksin Covid-19 berkurang pada individu dengan gangguan fungsi sistem imun. Sebagai solusi, individu dengan gangguan sistem imun memerlukan opsi tambahan untuk mendapatkan perlindungan yang lebih optimal terhadap infeksi Covid-19,” jelasnya.
Ketua Cancer Information and Support Center (CISC) Aryanthi Baramuli Putri mengatakan selain vaksin dan antibodi monoklonal, pasien kanker juga diimbau untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Pasien kanker tetap harus mematuhi 3M yakni menjaga jarak, mencuci tangan, dan menggunakan masker.
“Sebagai orang-orang yang termasuk dalam kelompok rentan, pasien kanker memiliki risiko terjangkit Covid-19 lebih tinggi karena sistem kekebalan mereka yang terganggu,” jelas Aryanthi Baramuli.
Berdasarkan data Globocan, total kasus kanker di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 396.914 kasus. Total kematian sebesar 234.511 kasus.
Editor : Edy Pramana
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Sumber: www.jawapos.com