Belum Imunisasi Selama Pandemi, 40 Juta Anak Rentan Kena Sakit Campak

JawaPos.com – Pandemi Covid-19 menurunkan angka cakupan vaksin pada anak salah satunya imunisasi campak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penyakit campak sebagai ancaman global yang berkembang karena lebih dari 40 juta anak belum diimunisasi.

Pandemi telah menyebabkan berbagai konsekuensi, termasuk penurunan akses ke layanan kesehatan reguler dan penerimaan imunisasi yang lebih rendah. WHO menyatakan ancaman lain yang akan segera terjadi adalah dunia pasti akan menghadapi campak.

Penularan Campak Sama dengan Covid-19

WHO melaporkan hampir 40 juta anak melewatkan satu atau lebih dosis vaksin campak pada tahun 2021 lalu. Campak memiliki penularan yang mirip dengan Covid-19 yakni menjadi virus pernapasan, menyebar ke orang lain melalui tetesan di udara serta aerosol.

Menurut WHO, dilansir dari Science Times, Sabtu (10/12), sekitar 9 juta orang terinfeksi virus setiap tahun dan sekitar 128 ribu akhirnya meninggal karenanya. CDC juga melaporkan bahwa campak sangat menular. Faktanya, 9 dari 10 orang yang tidak terlindungi dapat terinfeksi setelah terpapar langsung.

Science Alert juga mencatat bahwa R0 atau bilangan reproduksi dasar virus adalah sekitar 12 hingga 18. Ini berarti bahwa rata-rata sekitar 12 hingga 18 orang dari orang yang rentan dapat terinfeksi oleh satu orang.

Mereka yang terkena campak ringan pasti akan mengalami gejala seperti demam dan ruam. Namun, pada kasus yang parah, pasien dapat mengalami pneumonia, kebutaan, dan pembengkakan otak.

Vaksin Campak

Vaksin campak sangat efektif dalam melakukan tugasnya. Dosis dapat diberikan sendiri atau dilakukan bersamaan dengan vaksinasi lain, seperti rubella dan gondongan, sehingga imunisasi MMR akan lengkap.

Sebagian besar negara membagi dosis menjadi dua jadwal terpisah. Suntikan awal biasanya disebarkan saat anak berusia dua belas bulan. Yang kedua mengikuti ketika anak mencapai empat tahun.

Vaksin ini menawarkan perlindungan yang tahan lama dan kompetitif terhadap virus. Faktanya, Science Alert melaporkan bahwa menyelesaikan kedua dosis memberikan tingkat perlindungan sekitar 99 persen terhadap virus tersebut.

Editor : Bintang Pradewo

Reporter : Marieska Harya Virdhani

Sumber: www.jawapos.com