Anak Muda Indonesia Berpeluang Besar Terserang Penyakit Kardiovaskular

JawaPos.com – Gaya hidup tinggi garam dan gula akan membuat seseorang terancam dengan berbagai penyakit tak menular. Misalnya saja diabetes dan stroke.

Dalam Hari Kesehatan Nasional yang jatuh di setiap tanggal 12 November, tahun ini mengusung tema ‘Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku’, menurut data dari lembaga penelitian Kantar Profiles Network, terjadi perubahan sikap konsumen terhadap gaya hidup sehat, teknologi kesehatan, dan kesehatan secara keseluruhan di Asia.

Berdasarkan survei Gaya Hidup di Asia dari Philips, 99 persen responden di Indonesia telah memahami pentingnya ‘kesehatan preventif’. Dan tindakan yang mereka ambil dalam kehidupan sehari-hari saat ini untuk mencegah penyakit atau mengurangi risiko kondisi kesehatan di masa depan. Hal ini termasuk dengan menerapkan gaya hidup sehat dalam pola makan, olahraga dan kesejahteraan secara keseluruhan, pemeriksaan kesehatan serta pemantauan kesehatan secara teratur.

Survei tersebut juga menunjukkan 33 persen responden di Indonesia merasa bahwa mereka masih dapat melakukan lebih dari usaha mereka saat ini untuk menjaga kesehatan dirinya. Pemahaman ini nyatanya belum berjalan sesuai dengan penerapan gaya hidup sehat yang semestinya.

Hobi Minuman Manis

Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan setidaknya 61,27 persen anak usia 3 tahun ke atas mengonsumsi minuman manis lebih dari satu kali per hari. Kemudian 30,22 persen orang atau sepertiga mengonsumsi minuman manis 1-6 kali per minggu. Dan 8,51 persen lainnya mengonsumsi minuman manis kurang dari 3 kali per bulan. Data ini juga menunjukkan bahwa 28,7 persen masyarakat Indonesia mengkonsumsi gula, garam, dan lemak melebihi batas yang dianjurkan.

Diabetes dan Penyakit Lain Mengancam

Melihat data tersebut, anak muda Indonesia berpeluang besar memiliki kadar gula darah, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol tinggi, yang dapat berujung pada penyakit kardiovaskular, seperti diabetes, jantung, dan stroke. Ketiga penyakit kardiovaskular tersebut terus meningkat setiap tahunnya, dimana data Kementerian Kesehatan menunjukkan per 2013 prevalensi diabetes adalah 1,5 per mil, dan menjadi 2 per mil pada 2018. Begitu pula dengan gagal ginjal kronis yang meningkat dari 2 per mil menjadi 3,8 per mil, sedangkan stroke meningkat dari 7 per mil. per mil hingga 10,9 per mil .

“Sangat menggembirakan melihat begitu banyak orang di wilayah Asia yang telah sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mereka dan mengatur kondisi saat ini. Namun, berdasarkan survei yang ada, gaya hidup yang dianut oleh anak muda Indonesia saat ini masih dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi, karena gaya hidup sehat dan aktif dapat membantu mengurangi resiko penyakit kardiovaskular,” ujar Country Leader Philips Indonesia Pim Preesman, dalam keterangan resmi, Senin (14/11).

Pencegahan

Generasi muda dapat mengubah gaya hidup, karena sebenarnya 80 persen penyakit kardiovaskular dapat dicegah. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan, yang pertama dengan menerapkan pola makan yang sehat dengan mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang. Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi asupan gula, garam, dan lemak. Disarankan untuk lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayur serta mengurangi konsumsi makanan olahan. Menurut WHO, asupan lemak harus kurang dari 30 persen, garam harus kurang dari 5 gram per hari, dan tidak lebih dari 10 persen dari total asupan energi untuk gula .

Selanjutnya adalah berolahraga secara konsisten. Aktivitas olahraga saat ini dapat dinikmati baik di dalam maupun di luar rumah berkat berbagai perangkat yang mendukung gaya hidup aktif yang fleksibel. Olahraga yang baik biasanya dilakukan lima kali seminggu selama 20-30 menit.

Kualitas tidur yang baik dan teratur juga merupakan salah satu aspek penting dalam menjalani gaya hidup sehat. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, orang dewasa yang tidur kurang dari 7 jam dalam semalam lebih cenderung mengatakan mereka memiliki masalah kesehatan, termasuk serangan jantung, asma, dan depresi. Beberapa masalah kesehatan ini juga berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.

Selain sehat secara jasmani, menjaga kesehatan rohani dan pikiran pun tidak kalah penting. Merawat diri merupakan salah satu bentuk self-love atau bentuk cinta terhadap diri sendiri yang dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri serta menjaga kesehatan pikiran dan mental.

Editor : Nurul Adriyana Salbiah

Reporter : Marieska Harya Virdhani

Sumber: www.jawapos.com