84 Persen Pasien Covid-19 Meninggal Belum Booster

JawaPos.com – Kementerian Kesehatan memulai penyuntikan vaksin Covid-19 booster kedua. Sasaran prioritas adalah tenaga kesehatan, dilanjutkan lansia.

Kemarin (24/11) Presiden Joko Widodo juga mendapatkan vaksin booster kedua.

Dia menggunakan vaksin IndoVac untuk vaksinasi Covid-19 penguat yang kedua. Vaksin tersebut merupakan buatan dalam negeri dan telah mendapatkan emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

”Saya ajak seluruh masyarakat, utamanya tenaga kesehatan, lansia, dan orang-orang yang interaksinya tinggi antarmasyarakat,” kata Jokowi seusai penyuntikan vaksin di Istana Kepresidenan Bogor. Dia menegaskan, vaksinasi dapat memutus penularan Covid-19.

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengumumkan bahwa saat ini Indonesia telah menyuntikkan 205 juta dosis vaksin Covid-19 yang pertama. Sementara itu, vaksin kedua sudah diberikan kepada 172 juta orang. Booster pertama sudah diterima 66 juta orang. Sasaran vaksinasi Covid-19 seluruhnya adalah 234 juta orang.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin setelah mendampingi Jokowi menjelaskan, 84 persen dari kasus meninggal akibat Covid-19 belum mendapatkan vaksin penguat. Hingga kemarin ada 159.565 orang yang meninggal karena Covid-19 dengan pertambahan jumlah 41 orang.

Budi juga mengungkapkan, 74 persen pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dengan gejala sedang dan berat belum mendapatkan vaksin penguat. ”Jadi, buat teman-teman, buat masyarakat, tolong diingatkan agar cepat-cepat di-booster. Khususnya untuk tenaga kesehatan dan lansia di atas 60 tahun, segera lakukan booster yang kedua,” kata Budi.

Vaksin produksi dalam negeri seperti IndoVac, kata dia, sudah terbukti ampuh mencegah penularan Covid-19. Hal itu teruji dalam uji klinis. ”Tidak kalah dengan produksi luar negeri,” ujar Budi.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir yang juga mendampingi pemberian booster kedua untuk Jokowi menekankan bahwa kemandirian bangsa dalam segala aspek mendapat dukungan dari BUMN. ”Seperti yang disaksikan hari ini (kemarin, Red), ini contoh bagaimana Kementerian BUMN terus menjaga yang namanya kemandirian kesehatan,” ungkapnya.

Adanya vaksin Covid-19 dalam negeri tidak berarti membuat penelitian berhenti. Erick menyatakan, pihaknya bersama Kemenkes mencoba menanggulangi berbagai jenis penyakit lainnya dengan vaksin dalam negeri. Sebagaimana diketahui, vaksin IndoVac dikembangkan PT Bio Farma.

Salah satu penyakit lain yang tengah menjadi sorotan adalah polio. Kemenkes mengumumkan tambahan penemuan jumlah penyandang polio. Sebelumnya, pemerintah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) karena ada temuan satu kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh. ”Dari hasil pemeriksaan terhadap 19 anak, didapati 3 anak positif virus polio,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Muhammad Syahril kemarin.

Penyakit polio sangat berbahaya bagi anak karena dampaknya permanen seumur hidup, mengakibatkan kelumpuhan, dan belum ada obatnya. Namun, kondisi itu dapat dicegah dengan mudah melalui imunisasi polio lengkap, baik imunisasi tetes OPV maupun imunisasi suntik IPV. ”Karena itu, kita harus melindungi masa depan anak-anak kita dengan memberikan vaksin imunisasi polio lengkap,” kata Syahril.

Sumber: www.jawapos.com